16/18

Jika saja diriku bisa kembali menjadi putri kecilmu, sosok menyebalkan yang tak pernah menjadikan ibu cemburu karena perhatianmu. Aku tahu, tidak semua mampu kau uatrakan dalam ucapan. Tapi semua orang tahu, bahwa kau adalah orang yang tak akan tergantikan.

Teruntuk dirimu cinta pertama.

Mungkin aku tak pernah tau, bagaimana raut wajahmu saat hadirku pertama  kali. Tapi kasih sayangmu menceritakannya dalam perjalanan waktu, hari demi hari. Betapapun watak dan didikanmu kerap kali keras, namun aku sangat tahu dirimu adalah sosok yang ramah.

Teruntuk dirimu cinta pertama .

Sungguh berdosa nya diriku yang sering menanam kesal kepadamu, menganggap dirimu pemarah, tidak perhatian, tidak peka dengan sikap kekanak-kanakan ku. Aku lupa bahwa bebanmu lebih berat, bukan sekedar menanggung kebutuhan duniawi, tetapi juga kebutuhan akhirat. Maafkan diriku yang pernah menanamkan dosa untukmu, karena tidak menutup aurat dan sering bermaksiat.

Untukmu cinta pertama.

Jangan khawtirkan diriku yang semakin tumbuh, jangan pula risaukan tahapan pendewasaanku. Sebab sedewasa apapun diriku, bukan alasan menjadikan hubungan ini kaku. Tetaplah jadi ayah yang ku mau, menasehatiku kala lalai dan mengingatkan ku tentang sebuah kewajiban.

Untukmu cinta pertama.

Terimaksih untuk semua, tentang kasih, doa dan semua yang pernah kau beri secara cuma-cuma. Semoga hijrahku ini, meringankan bebanmu nanti.

Sehat-sehat terus ayah.
Padang
16/9/17
#septemberday16
isi percakapan via telfon :
" bentar lagi udah nambah umur lagi, 
rasanya baru kemarin nangis ke ayah,
 karna takut dimarahin ibu udah ngompol di kasur "
kita yang LDR-an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia

12 Pesan Untuk Mu di Tanggal 30