Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Teruntuk 1876 KM

21 spesial. Ukhuwah ini terlalu rumit jika harus ku ceritakan melalui untaian kata. Aku dengan sifat teratur ku yang sangat membenci segala bentuk kecerobohan dan kau dengan sifat ceroboh mu yang akut. Namun terlepas dari tolak belakang sifat kita, lebih banyak hal yang membuat kita serasi dalam tawa yang sama. Aku masih sangat ingat ketika pagi hari yang sama kita menangis di meja karna perdebatan kecil dengan ibu di rumah. Atau kita yang selalu membagi hafalan materi hanya saat ujian kita kerap bekerja sama. Atau guru yang bertanya hubungan darah kita saat beliau menganggap ada gen yang kembar di antara kita (ku harap kau tak sedih saat di anggap mirip dengan ku) Dan ketika kau menyumpahi laki-laki yang saat itu menempati posisi pertama di hatiku. Kini, di 21 spesial mu. Baik langkah ku ataupun dirimu, sudah terlalu jauh hingga sulit disejajari. Bukankah dulu langkah kita beriringan? Apakah karna aku yang terlalu berambisi? Atau kau yang terlalu terobsesi? Di 21 spes

18/18

Finish! 18 hari berusaha menjadi produktif dalam menulis, ternyata bukan perkara yang mudah. Mulai dari management waktu antara tugas keseharian dan pemaksaan untuk melahirkan ide-ide dalam tulisan. 18 hari. Beberapa menjadi tulisan yang tak jujur atau tulisan yang sangat terlambat di post. 18 hari. Bergaya bak pujangga, ternyata cukup menguras tenaga. 18 hari. Tempat netral untuk menyalurkan segala hal yang riuh dalam pikiran, tempat nyaman untuk menuangkan keluh kesal, tempat terbaik merangkai semua mimpi. Kenapa harus 18? Karna 18 hari yang setiap tahun nya selalu berhasil membuat air mata luruh, lebih kepada kecewa dari pada kebahagiaan. Sejujurnya aku benci 18, menganggu harapan yang terlanjur ku lambung tinggi. Namun setidaknya 18 tahun ini aku memberikan kado terbaik. Kaladeiskop perjalanan 18 hari.  Yang dapat ku nikmati sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Padang 18/9/17 #septemberday18. Last!!!! Terimakasih  untuk semua yang mengingat. Ku

16/18

Jika saja diriku bisa kembali menjadi putri kecilmu, sosok menyebalkan yang tak pernah menjadikan ibu cemburu karena perhatianmu. Aku tahu, tidak semua mampu kau uatrakan dalam ucapan. Tapi semua orang tahu, bahwa kau adalah orang yang tak akan tergantikan. Teruntuk dirimu cinta pertama. Mungkin aku tak pernah tau, bagaimana raut wajahmu saat hadirku pertama  kali. Tapi kasih sayangmu menceritakannya dalam perjalanan waktu, hari demi hari. Betapapun watak dan didikanmu kerap kali keras, namun aku sangat tahu dirimu adalah sosok yang ramah. Teruntuk dirimu cinta pertama . Sungguh berdosa nya diriku yang sering menanam kesal kepadamu, menganggap dirimu pemarah, tidak perhatian, tidak peka dengan sikap kekanak-kanakan ku. Aku lupa bahwa bebanmu lebih berat, bukan sekedar menanggung kebutuhan duniawi, tetapi juga kebutuhan akhirat. Maafkan diriku yang pernah menanamkan dosa untukmu, karena tidak menutup aurat dan sering bermaksiat. Untukmu cinta pertama. Jangan khawtirkan dirik

12/18

 Teruntuk temanku. Apakah kini kau sedang dihampiri oleh kesukaran?  Septemberday12. Aku memilih absen dari kelas. Tidak ada salahnya menikmati satu hari yang Tuhan berikan dalam tahun-tahun umur ku yang tinggal hitungan hari, tidak lagi menjadi umur yang muda.  Teman. Pagi ini ku habiskan dengan merapikan  semua yang ku rasa berantakan. Dari lantai dua aku menatap matahari dan hamparan pegunungan,sambil menjemur pakaian ku harap hari ini akan cerah, sudah berhari-hari kota ini di guyur hujan.  Siang, ku habiskan bermalas-malasan sambil berselancar di media sosial. Kutemukan di sana kau sedang bertemu dengan masalah. Aku baru sadar selama ini pembicaraan kita hanya berpusat pada "diriku" tidak pernah sekalipun kau membagi masalah mu. Ternyata lama nya sebuah perkenalan tidak menjamin tumbuhnya kepercayaan.  Sore ini, aku memilih berjalan-jalan. Tentu saja tidak seperti dirimu yang memiliki rombongan tour. Aku memilih melakukan perjalanan ini sendirian. Membeli banyak m

11/18

Seiring waktu berjalan Banyak pemahaman baru Yang kutemukan. Bahkan tanpa kucari Pemahaman hadir Sebagai bentuk pendewasaan. Tak perlu menulis Semua keluh kesah mu Walau hanya sebatas buku diary Karna tuhan maha tau Bahkan ketika engkau DIAM Di puncak perpustakaan 11/9/17 #septemberday11

10/18

• Pantai padang • Tugu merpati • Bukittinggi • Ngarai • Padang mangateh • Istana Pagaruyung • Jembatan akar • Pulau angso duo • Danau ateh danau bawah • Ngalau • Gondoria Rencana dalam wacana Padang. 10/9/17 #septemberday10

9/18

Ketika hoax menjadi alat politik.  Baru-baru ini kita dihebohkan dengan tertangkapnya saracen kelompok penyebar hoax kebencian . Kelompok ini bahkan memperoleh pendapatan yang sangat fantastis dari hasil "kerja" mereka. Ketika kita mencoba menarik sebuah kesimpulan dari kasus ini kita dapat mengetahui bahwa masyarakat di Indonesia sangat mudah termakan oleh berita hoax.  Seorang dosen saya pernah bertanya, " kenapa dalam politik saat ini sarat akan kebencian? ".  Bagi saya hal tersebut terjadi ketika hoax dijadikan alat politik, para aktor politik tidak lagi bertarung visi-misi untuk memenangkan kursi kekuasaan. Melainkan saling melemparkan berita bohong untuk menjatuhkan pamor lawan politik nya di mata masyarakat.  Politik seperti inilah yang tengah dipedomani bangsa kita. Ketika pesta demokrasi dimulai, disaat itulah isu-isu SARA mulai diluncurkan.  Sebagai bangsa penyumbang pengguna internet dan sosial media terbanyak. Kita di zaman milineal ini, saat ak

8/18

 Kini aku tiba di tanah yang berbeda, tak ada lagi dekap mereka yang membuat ku kuat. Jauh.. Jauh sebelum hal ini ku putuskan aku tau akan ada sakit di belakang nya. Tak ku sangka sakit nya lebih dari cukup untuk dijadikan "candaan" Berada pada semua hal yang di anggap salah. Ketika usaha perbaikan yang kulakukan di anggap bejat. Melampaui segalanya. Para pendengar ku yang memilih tuli untuk kesenangan yang lebih "mengasyikkan" (?) Di sinilah batas nya. Batas aku berkata "semua baik-baik saja" Maka malam ini, izinkan kan aku membiarkan luruh hal yang sudah lama berpendar. Padang. 8/9/17 #septemberday08

6/18

Aku merindukan (?) Semacam putus asa Yang tak'an ku akui Padang 6/9/17 #septemberday06

3/18

Memang kenapa bila aku perempuan? Angin kemana kan mengarah Membangun jiwa yang haus cerita Keinginan mengetahui dunia Mengabaikan rasa cinta dalam jiwa Semua berawal dari mimpi Hanya kita yang bisa mewujudkan Sampai dimana batasnya pengorbanan Sedang pengabdian tak pernah terhenti Aksara yang menari di atas awan Cukup jelas menuliskan harapan Memang kenapa bila aku perempuan? Aku tak mau jadi budak kebodohan Cinta bicara halusnya perasaan Hadir tanpa diundang dan dipaksakan Memang kenapa bila aku perempuan? Aku tak mau jadi budak kebodohan Biduk ilalang pun berlagu Memberi restu pada harapanmu Pandanganmu jauh luas membentang Meyakini habis gelap pasti terang Memang kenapa bila aku perempuan? Aku tak mau jadi budak kebodohan ~( lirik lagu by Melly Goeslaw) Kali ini izinkan kita untuk membicarakan aku, oh bukan.. Maksud ku "perempuan". " Perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nanti kedapur juga" " Perempuan itu

2/18

Aku ingin pulang. Malam ini hp ku kembali berdering, setelah seharian bunyi nya terabaikan oleh ku. "Tolong jangan begadang hingga jam 12 malam. Ibu tahu betul kebiasaan mu yang suka memaksakan diri tidur di atas jam 11 hanya menjelang subuh kau kembali bangun dengan tumpukan buku-buku mu" Sepenggal nasehat ibu yang hampir setiap hari ku dengar. Ketika yang lain mengeluh tentang ibu mereka yang selalu menyuruh untuk belajar keras, lantas bolehkah aku ikut mengeluh karena ibu yang melarang ku belajar keras? Tapi sungguh aku rindu, ketika kita harus berdebat panjang hanya untuk menyuruh ku tidur. Tahun ini, di hari besar agama kita, kita tidak bersama, setidaknya tidak secara raga. Secerah pagi yang kutatap di sini. Aku tetap ingin pulang. Sesejuk udara yang ku rasa disini. Aku tetap ingin pulang. Aku ingin merasa lagi. Pelukan hangat yang bisa menjadi obat letih ku. Nasehat bijak ketika asa ku gugur satu persatu. Aku ingin pulang. Bukittinggi 2/9/1

1/18

Gambar
 Petang begini aku teringat kau. Aku merasa telah menemukan mu pada aroma yang sangat kukenali. Tetapi aku tak melihat rautmu, segala lekuk wajahmu. Barangkali kau berada pada diri orang lain, atau kita yang saling memunggungi.  Rasa rindu yang kadang-kadang menyebalkan itu seperti bayangan atau suara orang yang berada ditempat yang jauh. Meski tidak bisa terlihat oleh mata, tetapi ketika rindu datang tiba-tiba sering kali hati merasa kesal olehnya.                  Dermaga ku. Kini lengang. Sampan mu sudah menjauh berkilo-kilo meter. Dengan lantang nya. Kau berteriak " Selamat tinggal " Tanpa menghiraukan jejak yang sudah kau ciptakan. Aku merunduk tanpa kata. Menahan air mata di pelupuk mata. Menahan keegoisan di ujung kepergian mu. Menahan rindu sedalam-dalam nya pada dermaga yang pernah kau singgahi.  Kemudian kita berpisah sebab waktu mulai mencari hati-hati yang lain. Terjemahan ini kita rasakan sebagai keharusan demi mewujudkan cita dan mimpi masing-masi