Remedial. Bukan Akademik Namun Ukhuwah

 Bu....
Masih terekam jelas di ingatan ku dulu, kita menghabiskan senja dengan menghitung burung yang kembali pulang ke sarang nya.
Bu....
Kau selalu berkata bahwa hidup ini tidaklah mudah, hidup ini tentang berjuang dan menjadi tangguh.
Bu....
Masih terpatri rapi dalam ingatan ku tentang penting nya sebuah ukhuwah, yang kata mu ukhuwah kenikmatan hidup yang tuhan anugrahkan.
Percakapan senja itu membuat ku mempercayai nya.

"Ibu, lihat nilai nilai ku, bagus bukan?? Aku anak yang cerdas kan bu? "

"Nak semua orang terlahir cerdas, namun waktu untuk seseorang menyadari kecerdesan itu berbeda. Kamu adalah salah satu yang beruntung, menyadari nya dengan cepat".

" Benarkah?? Tapi teman ku ada yang di labeli anak bodoh oleh guru. Aku pun tidak mau dekat dekat dengan anak seperti itu"

"Nak, tidak baik memilih teman seperti itu. Memang penting memiliki nilai akademis yang baik, tapi lebih penting memiliki ukhuwah yang banyak. Apa kamu mau belajar menjalin ukhuwah?"

" Tentu ibu, aku akan belajar menjalin ukhuwah "

 Senja itu aku berjanji menjalin ukhuwah seperti yang ibu ajarkan. Tapi bu...

 Jika yang aku dapat kan hanya pemanfaatan apa itu ukhuwah yang harus tetap aku pertahankan?
Ketika ukhuwah ku hanya di jadikan pijakan untuk terus membawa mereka naik, ketika ukhuwah ku hanya di perlukan saat kesempitan, ketika ukhuwah ku hanya sebatas penghibur saat bosan.

Bu....
Apa seperti itu ukhuwah yang ibu cerita kan? Apa guna nya bu, saat aku butuh mereka semua ukhuwah entah kemana. Ada yang beralasan tidak tau, ada yang beralasan tidak mendengar, ada yang beralasan tidak mengerti,  bahkan beralasan sibuk, tidak peduli, dan diam seribu bahasa.

 Bu......
Aku tau manusia memiliki kodrat sebagai zoon politicon. Tapi apa aku salah bu, jika aku memilih menjadi individual? Ketika ukhuwah yang ku punya hanya menyayat.

 Bu....
Yang aku pahami, teman adalah sebuah kebutuhan, jadi sebagai seorang makhluk sosial kita harus siap di sisihkan ketika tidak lagi memenuhi syarat sebagai pemenuh kebutuhan.

 Bu......
Jika ukhuwah yang ibu maksud untuk berbagi agar mengurangi beban di pundak ini, aku pikir Allah lebih memiliki wewenang atas kesedihan dan pengaduan ku. Yang akan selalu mendengar setiap masalah ku, dan tidak akan pergi atau menghilang.

Bu...
Bukan kah sangat berdosa jika kita menggantikan tempat tuhan untuk berkeluh kesah dengan ukhuwah yang penuh kemunafikan ini?

 Bu...
Seperti nya aku merindukan senja di mana kita bisa bercerita menjadi manusia individual.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia

12 Pesan Untuk Mu di Tanggal 30