Tentang Kamu

 Salam hangat untuk seseorang di seberang sana yang beberapa tahun belakangan telah bersedia menjadi "sahabat" untuk orang seperti ku.

Belakangan ,siswa tingkat akhir seperti ku disibukan dengan pembekalan materi - tugas - latihan - try out - persiapan - ujian - dan ujian lagi. Ah...... Melelahkan memang, tapi aku menikmati setiap proses nya. Aku meyakini perjuangan ini akan menjadi hal indah untuk dapat dikenang nanti nya.

 Seperti nya aku sudah terlalu jauh berbicara mengenai diriku. Kali ini aku akan bercerita mengenai seseorang yang "something" banget. Terlepas dari dia akan mengetahui hal ini atau tidak. Apa kabar kamu yang disana? Kali ini aku bercerita bersama langit biru yang cantik di bawah pohon terminalia catappa (ketapang). Jangan tertawa! karena sangat sulit di kota metropolitan seperti disini untuk dapat menemukan pohon yang "keren" untuk dijadikan tempat menyandarkan kelelahan pikiran.

Oke kembali pada topik pembicaraan. Dia adalah seseorang yang memiliki kenangan dalam beberapa kepingan kehidupanku. Tidak begitu banyak dan memukau seperti hal nya mereka. Kenangan kami cukup sederhana dan manis. Sayang nya, ini hanya pernyataan pihak ku saja karena aku tidak pernah mengklarifikasi hal ini dengan dia. Dari beberapa hal yang kami lalui, ada masa- masa dimana kami harus mengambil keputusan, yang membuat kami sakit satu sama lain. Dia sakit dengan rasa bersalahnya, aku sakit dengan kemarahan ku. Semua yang terjadi membuat kami berubah menjadi orang asing dan mulai menjauh. Terlebih dia yang membuat benteng tersendiri.

 Namun keputusan yang dia ambil dan aku ikuti tidak pernah salah, sama sekali tidak. Dia benar, kami belum lah siap untuk segalanya. Semua yang di jalani adalah hal yang salah dan tanpa sadar membuat kami tersesat makin jauh.

 Berkali kali dia mengingat kan untuk tidak bergantung pada nya lagi. Aku tau dia telah membangun tembok yang sangat tinggi sehingga sekat pembatas itu berdiri dengan kokah nya. Belakangan ini kami berusaha menjadi teman dalam artian yang sesungguhnya. Baik aku dan dia tahu satu hal yang tidak mungkin akan terucap dari lisan kami. Berusaha untuk tidak membawa hal tersebut dalam pertemanan kami. Dengan mengatakan " jangan terlalu bergangtung pada diri nya" .  Aku tau apa yang dia pikiran tentang diriku, meski tidak sedikit pun dia mengungkapannya. Sebagai orang yang telah mengenal nya sejak kami masih " anak- anak polos" tentu aku sangat paham. Mungkin beberapa dari pikiran dia itu ada benar nya tapi tidak seluruh pikirannya itu dapat dibenarkan.

 Sungguh ! Aku bukan gadis kecil, lemah yang dulu kau kenal. Aku cukup dewasa menyikapi semuanya. Tidak perlu khawatir akan luka baru yang mungkin muncul karena sebuah pengharapan. Karena aku benar - benar ingin jadi seorang teman yang benar - benar kau percayai untuk berbagi.

Mengenai rasa, biarlah ini menjadi urusan ku dengan tuhan, kamu tidak bertanggung jawab atasnya lagi. Sejatinya kita sampai pada sebuah prinsip. Maka biarlah kita memegang penuh atas prinsip itu. Jika suatu saat kau memilih abai pada prinsip yang kita pedomani. Aku pastikan bukan aku penyebab nya. Karena rasa sayang ini, aku tidak ingin membawa mu pada kesalahan yang sama.

 Terimakasih untuk kesempatan mengenalmu, itu adalah salah satu anugrah dalam dalam kehidupan ku. Nasehat - nasehat lama itu benar cinta memang tidak perlu ditemukan , cintalah yang akan menemukan kita. Terimakasih. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu pernah terjadi. Karena dicintai orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai orang lain dengan sungguh sungguh akan memberikan kita keberanian.

 Masa lalu, masa kini. Masa depan. Mimpi mimpi semua akan berlau. Seperti sungai yang mengalir. Maka biarlah hidupku ini mengalir seperti sungai kehidupan.

NB : Tulisan ini terinspirasi dari salah satu buku tere liye - Tentang Kamu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia

12 Pesan Untuk Mu di Tanggal 30