HUJAN


Hujan..
Tentang persahabatan,
Tentang cinta,
Tentang Perpisahan,
Tentang melupakan.

Hujan~ Tere liye.

 Aku seorang penyuka langit biru & hujan. Mungkin sangat tidak wajar ketika kau menyukai langit biru yang cerah namun di waktu bersamaan berharap hujan turun menyertai langit biru yang kau pandang.
 Dulu, jauh sebelum saat ini, aku penyuka langit biru sejati. Menatap biru nya langit adalah kegemaran ku. Tapi suatu hari dia datang bersama hujan, menghipnotisku menghitung tetes hujan bersama. Tepat pada tetes ke-1004 mengenai pipiku. Saat itulah rasa ini mulai menyapa hatiku. Bagiku dia adalah hujan, tidak hanya datangnya, bahkan kepergian nya pun saat bulan bulan hujan kerap menyapa.

 Kini setiap hujan turun mampu merampas pikiran ku, untuk kembali pada masa tawa itu masih ada, menikmati setiap inci memori yang tersisa, hingga aku ditarik kembali pada kenyataan bahwa sudah tidak ada lagi "kita". Atau bahkan " kita" hanya sebuah manifest yang diciptakan otak manusia ku.

 Untuk beberapa waktu tanpa kehadiran hujan, jangan pernah menebak atau bertanya bagaimana perasaan ku. Hujan tidak akan pernah tau sedih nya payung dimusim kemarau. Kau tidak akan pernah tau bagaimana usahaku menjadikan semua nya tiada. Karna sejauh apapun aku mencoba, ada tempat mu yang tidak mampu digantikan secara sempurna oleh mereka yang lain.

 Aku percaya bahwa ada orang orang yang mungkin sebaiknya cukup menetap dalam hati saja, tapi tidak bisa tinggal dalam hidup kita. Maka, biarlah begitu adanya, biar menetap di hati, diterima dengan lapang. Toh didunia ini selalu ada misteri yang tidak bisa dijelaskan. Menerima nya dengan baik justru membawa kedamaian.
 Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. Merasakan rasa suka, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit di sulam menjadi puisi oleh sang pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Jadi kenapa harus sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Mungkin karna tak pernah paham betapa indah nya jatuh cinta.

 Bukan melupakan yang jadi masalah nya. Sekali lagi ini bukan tentang melupakan. Tapi tentang menerima.
 Karna sampai saat ini pun aku tetap pecinta langit biru. Walaupun lebih sering merindukan hujan


Claudi.30/11/2016. Ditengah gempuran UAS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia