Untuk seseorang yang akan akan bersama kelak

Aku bersedia menikah denganmu yang menjadikanku rekan perjalananmu, walau nanti jalanku terasa lambat, namun kamu tetap membersamai dan tidak berniat meninggalkan. Aku bersedia untuk setia dengan kamu yang menyayangi Tuhan dan dirimu lebih dulu, sebelum  berbagi kasih dan sayang itu denganku. Aku percaya, biarlah Tuhan yang menjaga hatimu karena aku tidak akan pernah sanggup untuk menjaganya walau dengan seluruh anggota tubuhku.

Aku bersedia taat sepenuh hati pada kamu yang bisa menempatkan diri antara aku dan ibumu. Bukan memaksamu memilih, lalu menjadikan kami saingan, tapi karena aku paham bahwa kamu harus patuh pada ibu yang juga menjadi ibuku.

"Lalu, bagaimana dengan ambisi dan semua mimpimu sebelum kita bersatu? Apakah aku akan menjadi penghambat?" Sebuah tanya yang mungkin akan jadi kekhawatiran mu.

Bagiku, ketika memilih mu maka aku sudah bersedia meninggalkan egoku, sejak kamu berjanji pada Tuhan dan Ayahku di depan semua makhluk pada hari itu. Meninggalkan ego untuk menciptakan kebermanfaatan baru yang lebih bermakna, untukku, kamu dan anak-anak nanti.

Karena bagiku, menikah adalah salah satu pilihan hidup yang prosesnya bukan hanya sampai akad diucap, namun penghambaan meraih ridho Tuhan yang utama. Tidak hanya bahagia di dunia, namun bersama-sama menciptakan kebermanfaatan hingga Tuhan berkenan memberi keberkahan pada keluarga dan rumah tangga kita.

Nanti, semoga pesan ini kamu baca.


Padang

Ramdhan dan Harapan

Claudy

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia