40 Jam



Izinkan aku menceritakan bagaimana rasanya menjadi 1 dari 6 orang beruntung yang dipertemukan dengan seorang sosok individu luar biasa, yang pada akhirnya begitu banyak pengalaman dan ilmu baru yang kami dapatkan.

Mari kita mulai dari yang tua terlebih dahulu:

Si-kompetitif
Orang yang membuat aku heran "ni orang bacaannya apa sih? berasa kayak ngomong sama google, serba tahu semua". Diam-diam aku kagum dan berharap suatu hari dapat sampai pada titik dia berada sekarang. But,  he is very annoying, because dia sering membuat aku "tabolok", baik di komunitas maupun karantina. Do'a ku semoga bisa jadi dubes Indonesia di Wakanda ya bang.

Si-budak intelektual
Percayalah di balik tampangnya yang sok cerdas tersimpan kelakuan yang "aneh". But, he always have glowing idea, apalagi kalau udah serius mikir. Do'a ku untuk si calon dokter ini semoga nanti bisa punya rumah sakit di mars biar gak jadi budak intelektual lagi.

Si-kalem (?)
Seorang individu yang punya prinsip hidup, calon mapres potensial dong, good looking, tapi nomor satu paling nyelekik dalam hal mem-bully orang. Kalau udah keluar aslinya gak akan ada yang percaya bahwa dia adalah orang yang aku representasikan tadi. But, for me dia adalah kartini model baru. Do'a ku semoga bisa jadi kartini pejuang hak-hak azazi kezombian.

Si-king
Orang yang paling adem ayem. Saking adem nya gak pernah ngomel saat harus nunggu lama di depan kost, walaupun dia bisa meyelamatkan dunia terlebih dahulu. But, se-adem ayem itu kalau udah sesi battel ini orang ganas juga membidas. Do'a ku semoga dimasa depan bisa buat kebijakan publik untuk distribusi vibranium keseluruh belahan dunia.

Si-cute girls (?)
Orang yang paling gesrek, paling aneh dan paling random. Tapi percayalah tanpa dia mungkin karantina kami tidak akan se "halu" sekarang. Adik kecil yang semangat belajarnya tinggi. Do'a ku dimasa depan semoga ketahuan sama uni asrama kalau kamu suka pulang larut malam, pakai celana dan bolos jamaah shalat shubuh.

And last but not least, (jengjengjengjeng) ini dia bintang nya, coach kami yang luar biasa, bang Yopi Irianto Panut, yang kalau ngasih mossi sampai buat kami harus mengkhayal untuk menciptakan pintu ruang dan waktu.
Ketemu pertama kali di jogja, langsung buat aku kagum sama coach yang terkenal sebagai rajanya debat nasional.

"Kamu luar biasa, sudah jauh banget progresnya sejak saat pertama kali kita jumpa".
Pada akhirnya kalimat tersebut benar-benar buat aku tertegun untuk keyakinan dan kepercayaan diri yang sempat kandas hingga berkeinginan untuk berhenti atas dasar asumsi bahwa aku tidak pernah berproses dan stagnant.

finally, terimkasih untuk 40 jam karantina kita. Pada akhirnya kalian semua berhasil membawa setengah dari hati ku. I wiil really miss you guys. Terimakasih di izinkan untuk berproses bersama orang-orang yang luar biasa seperti kalian.




Padang
Sebuah cerita karantina berakhir rindu
2-12 April

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia