"J" membuat ku hidup & "J" membuat ku mati



 Ada mereka yang hidup karna kenyamanan yang ditawarkan oleh dunia. Ada mereka yang hidup melalui ujian demi ujian yang berat. Ada mereka yang hidup bersama target target dunia yang harus dicapai. Dan berbagai cara lain manusia untuk dapat "hidup".
 Maka disinilah aku. Seorang "Rany". Hanya seorang "Rany" yang terkadang lebih senang dipanggil "Claudy". Menjalani "hidup" dengan mimpi mimpi nya.

 Kali ini aku akan bercerita bagaimana seorang "Claudy" hidup dengan mimpi bahkan juga mampu mati dengan mimpi tersebut. Aku percaya bahwa mewujudkan mimpi adalah cara agar tetap "hidup". Memegang teguh atas semua mimpi tersebut & berupaya keras menjadikan mimpi itu nyata.

 Namun waktu selalu bercanda dengan ku, keadaan memaksa ku " mati". Ini adalah sebuah mimpi yang kubangun 2 tahun lalu. Mimpi untuk menuntut ilmu & manyatu dengan kultur budaya di salah satu daratan di negeri ini. Daratan yang di nobatkan sebagai salah satu "daerah istimewa", daratan yang selalu menjaga keaslian nya dan teguh untuk tidak tersentuh kemunafikan modernisasi.

 Untuk seseorang yang telah menjadi abang kesekian buatku, melengkapi jumlah abang yang bernasib "sial" memiliki seorang adik seperti "Claudy". Abang yang selalu siap 24 jam mendengarkan keluh kesah ku, abang yang selalu memastikan diriku untuk tidak menyerah pada rasa takut, abang yang menjadi tempat bermanja, mengeluh, dan juga tempat mendebatkan isu isu publik, seolah olah kita adalah pejabat tinggi negara. Trimakasih. Semoga daratan sana bisa menempa mu menjadi orang besar dan segera berkontribusi pada negeri ini.

 Selanjutnya untuk seseorang yang ku panggil "teman". Teman yang rajin bercerita bagaimana nyaman nya daratan sana, teman yang membuat ku senang berdiskusi banyak hal, teman yang semua nasehat nasehat nya melahirkan semangat baru bagi jiwa yang krisis akan semangat. Teman yang menghadiahkan benda biru langit yang pasti akan selalu mengingatkan ku akan nyaman nya daratan sana. Meskipun aku belum bisa menjadi teman yang sesungguhnya. Trimakasih.

 Belakangan ini semangat ku terkikis habis. Banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang menguji keyakinan ku.
"Kenapa harus disana? Tempat itu tidak seindah kata orang"

"Kenapa harus ambil itu? Apa tidak ada yang lain?"

"Kamu yakin? Mau jadi apa setelah lulus?"

"Apa kamu tidak ingin kembali ke kota kelahiran mu?"

"Kakak kakak sepupumu sudah lama ingin berkumpul bersama lagi"

"Lebih baik di kota kelahiran mu, karna banyak yang akan menjagamu"

"Tidakah mimpi mu itu terlalu egois?"

"Kamu serius sekali berjuang? Tidakah kamu berfikir bagaimana gagal nanti?"

"Aku harap kamu tidak gila jika yang kamu peroleh hanya kegagalan"

"Jangan terlalu menjadi pemimpi. Belajar lah melihat realita di hadapanmu"

 Berkali kali  aku mengabaikan suara suara itu, namun semakin lama suara itu menyentak mimpi ku. Mimpi yang membuat ku merasa hidup.
 Untuk abang & teman ku yang telah sampai di daratan sana. Aku pernah bermimpi untuk menikmati kenyamanan daratan sana bersama. Berada pada satu belahan dunia yang sama,tentu sangat menyenangkan.
 Namun kali ini, biarkan aku menggunakan logika untuk mengambil sebuah keputusan. Aku menyerah! Menyerah pada mimpi yang telah ku bangun. Aku tidak ingin lagi hidup sebagai pemimpi, karna dunia ini pun bukan lah sebuah negeri dongeng.

 Jangan menghujat ku sebagai pengecut yang tak berani berjuang. Jika pilihan "MENYERAH" bukan sebuah aib tentu saja aku tidak akan membiarkan jiwa ku berdarah-darah selama ini.
 Ah...... Seandainya ketika keputusan ini di buat kalian ada, tentu tidak akan sesakit ini. Tapi kegiatan lapangan yang begitu menyita waktu membuat jarak tersendiri bagi kita. Masa masa seperti ini, rasa rinduku membuncah meskipun kita sedang berada pada kota yang sama. Tak apalah, mungkin ini cara waktu membuat ku terbisa melangkah tanpa mereka.




Jika bertanya bagaimana aku? Tentu saja sakit. Tapi biarkan aku hidup denga jiwa yang ku paksa mati. Walaupun aku tau mewujudkan mimpi yang di ciptakan orang lain membuatku tertekan namun lebih baik dari pada mewujudkan mimpi yang aku sendiri tidak yakin itu mimpi karna kecintaan ku pada daratan sana atau hanya sekedar ego.


Claud(y)
Waktu dimana posisi ku terganti dengan gamaftr

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Apa Kabar Rindu?" @Sen

Resensi novel "Bidadari Untuk Dewa" @Asma Nadia

12 Pesan Untuk Mu di Tanggal 30