Postingan

Menampilkan postingan dari 2023
Makna Sebuah Penerimaan dalam Balutan Kesedihan Berusahalah semampumu, sekuatmu, sehebatmu,  asal jangan menabrak  aturan-aturan baku yang telah Tuhan tetapkan Bila sudah sampai pada ujungnya, berpasrahlah, karena batas itu ada  supaya kita tak lupa ada Allah yang mengenggam takdir hidup kita. Hiduplah dengan usaha kemudian penerimaan  Aku juga lupa kali keberapa aku tidak menyetujui-Mu perihal takdirku. Aku masih begitu ingat saat jalan cerita sering membuatku salah sangka. Saat kupikir Engkau menaruh takdir buruk, namun di ujung aku mensyukuri nya. Dan momentum itu berulang Tuhanku, aku tidak sedang berbangga diri karena berhasil mengambil pelajaran. Karena nyatanya, iman dalam hatiku tidak pernah sungkan untuk tumbang. Tapi aku tidak berbohong untuk hal ini. Jika nanti Engkau dapati air mataku jatuh dalam ujian, keluhanku ditengah perjalanan. Percayalah bahwa tangisku bukan pertanda tak sabar, dan keluhanku bukan pertanda tak syukur. Aku hanya melepaskan emosi. Selebihnya aku tidak
Gambar
 Meniti      Kumulai perjalanan dengan batin yang kering. Bernaung di dalamnya memungkinkan aku bergulat dengan segala pemikiran dan pergumulan batin yang menyertai. Aku ditempa untuk menguatkan sayap agar bisa terbang mengarungi langit luas. Untuk waktu yang panjang, aku disodori keleluasaan menjelajah begitu banyak ruas dan tikungan. Dalam setahun ke depan akan kutinggalkan semuanya ; teman, sahabat, ruang, tempat, dan meja kerja yang membuatku selalu ingin kembali seusai tugas-tugas panjang.    Kegamangan itu menghabiskan hampir seluruh energiku. Kegairahanku meredup. Aku nyaris kehilangan semua yang selama ini membuatku hidup. Padahal kegembiraan dan kegairahan adalah kekuatan yang membuatku tegak membuat keputusan-keputusan signifikan. Antusiasme membawaku berjalan dengan hati terbuka menyongsong pengalaman.    Meski niatku sangat kuat, kegamangan terus membayangi. Pengalaman menunjukan betapa seringnya aku terbelenggu di antara rasa ragu dan rasa percaya. Aku ragu dan meragukan b
Gambar
 Untuk seseorang yang akan akan bersama kelak Aku bersedia menikah denganmu yang menjadikanku rekan perjalananmu, walau nanti jalanku terasa lambat, namun kamu tetap membersamai dan tidak berniat meninggalkan. Aku bersedia untuk setia dengan kamu yang menyayangi Tuhan dan dirimu lebih dulu, sebelum  berbagi kasih dan sayang itu denganku. Aku percaya, biarlah Tuhan yang menjaga hatimu karena aku tidak akan pernah sanggup untuk menjaganya walau dengan seluruh anggota tubuhku. Aku bersedia taat sepenuh hati pada kamu yang bisa menempatkan diri antara aku dan ibumu. Bukan memaksamu memilih, lalu menjadikan kami saingan, tapi karena aku paham bahwa kamu harus patuh pada ibu yang juga menjadi ibuku. "Lalu, bagaimana dengan ambisi dan semua mimpimu sebelum kita bersatu? Apakah aku akan menjadi penghambat?" Sebuah tanya yang mungkin akan jadi kekhawatiran mu. Bagiku, ketika memilih mu maka aku sudah bersedia meninggalkan egoku, sejak kamu berjanji pada Tuhan dan Ayahku di depan semu